"KESALAHPAHAMAN SANG PUTRI MAHKOTA"
Pemain :
- Adit Fauzan sebagai Sultan Ageng Tirtayasa
- Fairuuz Aquila sebagai Putri Gusti
- Jesica haryono sebagai Nyi Ayu Ratu Gede
- Natalia fransiska sebagai Lucas
- Putri Alisya Andam Dewi sebagai Julia
- Tiarani Usvatiana sebagai Putri Purbaya
Di sebuah wilayah di ujung Pulau Jawa, tepatnya di Provinsi Banten sekitar tahun 1526 berdirilah sebuah kerajaaan islam. Berdirinya Kesultanan Banten di awali ketika Kesultanan Demak memperluas pengaruhnya ke Jawa Barat. Sultan pertama dari Kerajaan Banten adalah syarief Hidayatullah, adik dari Sunan Gunung Jati. Sampai generasi kelima, kerajaan Banten berjalan dengan lancar dan terus berkembang. Kesedihan pun tidak dapat dihindarkan ketika Sultan kelima mangkat. Namun setelah kesedihan atas kehilangan seorang pemimpin di Kerajaan Banten, hadirlah tokoh baru yang dijadikan panutan bagi penduduk Kerajaan Banten, Sultan Ageng Tirtayasa. Puncak kejayaan pun bisa tercapai, tapi siapa yang bisa menyangka bahwa kejayaan itu akan hilang?
Awal kisah saat acara penyerahan kekuasaan dari sultan kelima kepada Sultan Ageng tirtayasa berlangsung pada sore hari. Penobatan pengangkatan sultan Ageng Tirtayasa berlangsung meriah namun khidmat. Sesepuh menyerahkan jabatan kepada sultan.
Sesepuh : “ Aku serahkan jabatan ini kepadamu, semoga engkau dapat menjalankan tugas sebagai mana mestinya. Ucapan sultan adalah janji dan perbuatan sultan adalah tindakan yang akan ditiru oleh orang banyak, tindakan dan pilihan sultan akan menentukan nasib orang banyak maka berlakulah bijaksana dan adil. Aku percaya kau dapat melakukan nya Pangeran Dipati. ”
Sultan Ageng : “ Terimakasih, Insyaallah aku dapat melakukan semuanya dengan baik dan benar, aku juga masih membutuhkan bimbingan dari para tetua dan sesepuh aku memohon bantuannya.”
Nyi Ayu : “ Selamat suamiku, mulai saat ini kau bukan lah hanya seorang kepala rumah tangga, namun kau adalah pemimpin bagi kerajaan Banten ini. Sebagai seorang istri aku akan selalu mendukungmu atas keputusanmu demi kebaikan rakyat dan keluarga kita.”
Sultan Ageng : “Terimakasih adinda, mulai saat ini pula kau adalah permaisuri bagi seorang sultan.”
Nyi ayu : “ Baiklah. Semoga aku bisa menjadi permaisuri yang baik dan amanah bagimu, wahai suamiku.”
Setelah acara penobatan tersebut berakhir, datanglah anak dari sultan yang disebut sebagai putri Gusti yang baru saja pulang dari belajarnya di Arab Saudi. Putri Gusti memasuki ruangan keluarga.
Putri Gusti : “ Ayahanda, selamat atas pengangkatan ayah sebagai raja di kerajaan ini, aku selalu bangga padamu.”
Sultan Ageng : “ Oh anaku, terimakasih. Ayah sangat merindukan kamu,nak. Aku sungguh senang kau bisa datang dihari yang bersejarah ini.”
Dari sebelah ruangan, muncullah putri Purbaya.
Putri Purbaya : “ Kakak, kapan kau datang? Aku merindukanmu, sudah lama sekali sejak terakhir kau kembali. Apa yang ada di plastik itu kak? Mana oleh oleh untuk ku,Kak?”
Putri Gusti : “ Oh itu baju kotor kakak seminggu kemaren. Oleh - oleh buat kamu.. Ada cokelat dari arab yang kakak temukan di pinggir jalan ketika kakan hendak pulang kemari. Tapi sebelum kakak sampai sudah kakak makan karena lapar.”
Putri purbaya : “ Lah …”
Putri Gusti : “ sudah lah, kamu sudah semakin gendut tidak boleh makan cokelat”
Nyi Ayu : “ Sabar ya, Pur. Ibu sangat merindukanmu, Gusti.”
Putri Gusti : “Sejak aku mendengar tentang hari penobatan ini aku langsung mempersiapkan kepulanganku, aku telah menyelesaikan belajarku disana. Aku juga sangat merindukan Ayah, Ibu dan Purbaya.”
Pelayan : “ Punten Sultan, makan malam nya sudah siap”
Nyi Ayu : “ Oh terimakasih. Mari kita makan malam untuk merayakan hari bersejarah ini.”
Sudah berbulan - bulan sejak hari penobatan itu Sultan Ageng melakukan tugas - tugas nya, seperti membuat irigasi, memperhatikan kesejahteraan rakyat, menemukan solusi untuk mengatasi permasalahan sosial, dan tugas lainnya dengan baik. Pada pagi hari, di tempat kerjanya Sultan Ageng sedang berdiskusi tentang pekerjaan bersama dengan penasihatnya.
Penasihat : “ Sultan, anda mendapat banyak pujian dari rakyat setelah anda membuat irigasi di daerah timur yang gersang, kini penduduk di daerah timur tidak lagi kesulitan mendapat air bersih untuk sehari - hari dan air untuk sawah mereka. Tetapi kau tidak boleh puas dengan semua ini karena masih banyak hal - hal yang harus dibenahi. Terlebih lagi kita harus mewaspadai gerakan VOC yang telah menguasai perekonomian di Malaka. Apabila kita lengah, maka sangat mungkin nasib kerajaan kita akan sama seperti di Malaka.”
Sultan Ageng : “ Ya, saya pun berfikir demikian. Saya akan berusahan semaksimal mungkin. Bagaimana dengan kasus kelaparan yang terjadi di daerah selatan?”
Penasihat : “ Kelaparan tersebut sudah mulai berkurang setelah anda mengirim beras kesana. Tetapi stok tersebut sudah mulai menipis.”
Sultan Ageng : “ Kirimkan kembali gandum dan beras ke daerah selatan, aku tak mau ada rakyatku yang masih kelaparan. Laksanakan!”
Penasihat : “ Siap, sultan. Segera dilaksanakan.”
Belanda mulai datang dan memata - matai keluarga sultan dan lingkungan kerajaan.
Lucas : “ Julia, benar sekali apa yang di katakan oleh jendral. Banten is so strategis dan tanah nya yang subur akan sangat menguntungkan kita. Pihak VOC harus segera menguasainya.”
Julia : “ But Lucas, kita harus memikirkan bagaimana cara menguasai Banten. Kita tidak mungkin langsung menyerang Istana dan Sultan. For your information saja, kesultanan banten memiliki angkatan perang yang tangguh, dan sultan yang bijak dalam mengambil keputusan.”
Lucas : “ Kita akan terus memata – matai keluarga sultan, Jul. And then kita bisa menghancurkan nya, kamu masih tidak yakin dengan kemampuanku?”
Julia : “ Okay, darling. I believe in you.”
Kemudian Julia dan Lucas melanjutkan aksi memata-matai dan mencuri informasi tentang kerjaan dan keluarga sultan.
Lucas : “Jul, aku punya ide yang bagus untuk memulai penyerangan! Bagaimana kalau kita memulai dengan cara halus terlebih dahulu, seperti bernegosiasi. Kita iming-imingi si sultan tua itu dengan keuntungan yang berlimpah, pasti mereka tergiur.”
Julia : “Are you sure, lucas? Kau kira sultan yang kita hadapi ini seorang ababil yang bisa diperalat dengan mudah? Its so hard!”
Lucas : “ Tenang saja, saat ini daerah selatan kan kekurangan stok pangan. Kita bisa melakukan kerja sama dengan tujuan memenuhi kebutuhan pangan mereka.”
Julia : “ You’re right, Lucas. Ayo kita lakukan sekarang juga. Aku percaya kau dapat memenuhi kebutuhan pangan mereka karena aku melihat badan mu yang subur. ”
Lucas : “ Tapi my wife, maafkan aku yang tidak bisa juga menyuburkanmu.”
Setelah itu, Lucas dan istrinya bergegas pergi ke istana Surosowan. Tak lama di perjalanan, tiba lah Lucas dan Julia di istana Surosowan dan menemui sultan di istana surosowan.
Julia : “ Excuse me, goedemorgen! Bisakah kami bertemu sultan?”
Pengawal : “Ada keperluan apa kalian ingin menemui sultan kami?”
Julia : “ oooo, jangan memandang kami dengan muka gerimpeld seperti itu. You masih muda kan?”
Lucas : “ Kami bermaksud baik datang kesini. Kami ingin membantu sultan dalam menjalankan tugasnya membangun kerajaan Banten.”
Pengawal : “ Tunggu disini. Saya akan meminta izin kepada baginda sultan.”
Julia : “ klaar!” (acungkan jempol)
Pengawal masuk kedalam istana, dan menghadap Sultan untuk meminta izin.
Pengawal : “ Punten baginda dan ratu, saya ingin menyampaikan bahwa ada dua orang belanda yang ingin bertemu dengan anda.”
Sultan Ageng : “ Ada keperluan apa mereka berani menghadapku?”
Pengawal : “ Mereka bilang ingin membantu Sultan dalam mengurus kerajaan.”
Sultan Ageng : “ Bisa apa mereka? Dia meragukan kemampuanku? Usir mereka!”
Nyi Ayu : “ Tunggu Sultan! Alangkah baiknya kalau kita mendengar dulu apa mau orang belanda itu. Mungkin saja kita akan mendapatkan sedikit informasi tentang apa yang mereka inginkan, karena banyak pelayan yang melapor kepadaku bahwa banyak orang Belanda yang memata-matai kerajaan dan keluarga kita.”
Sultan Ageng : “ Hmm.... Kau benar juga. Baiklah pengawal, suruh mereka berdua menghadapku.”
Pengawal kembali menghampiri Lucas dan Julia untuk mengawal Julia dan Lucas menemui Sultan. Lucas dan Julia masuk menemui Sultan Ageng dan Nyi Ayu.
Lucas dan Julia: “ Goedemorgen! O mijn koning.” (memberi hormat)
Sultan Ageng : “ Goedemorgen.”
Lucas : “ Kami merasa sangat terhormat karena bisa menemui anda beserta istri Anda yang cantik...”
Julia : “… Dan tentunya saya yang lebih cantik”
Sultan Ageng : “ Siapa kalian? Dan ada keperluan apa kalian menemuiku?”
Julia : “ Oh itu, kami mewakili VOC. Kami ingin mengajak anda untuk bekerja sama dalam membangun kerajaan Banten. Kami akan sepenuh nya mendukung Banten dan memberikan bantuan-bantuan dalam bidang militer dan non militer.”
Lucas : “ Benar sekali sultan, Banten akan maju dengan pesat jika kita dapat bekerja sama dengan baik.”
Sultan Ageng : “ Lalu apa yang harus kami berikan kepada kalian?”
Lucas : “ hahahaha sangat mudah sultan, anda hanya perlu memberikan peraturan pelarangan perdangan beras dan rempah-rempah kepada pedagang asing seperti etnis tionghoa, inggris, portugis dan lain - lain.”
Nyi Ayu : “ Jadi maksudu mu hanya VOC yang dapat berdagang di banten? Baginda, itu tidak adil. Banten adalah kerajaan yang terbuka pada suku manapun kita tidak bisa melakukan itu, berapa banyak rakyat yang menggantungkan hidup nya pada perdagangan baginda, mereka akan mendapat kerugian.”
Sultan Ageng : “ Tentu saja. Siapa yang mau bekerja sama dengan mereka! Kalian pikir kami tidak mampu mensejahterkan rakyat kami? Tidak mampu menjaga kestabilan dibidang militer? Hahaha maaf saja aku tidak akan pernah melakukan perjanjian apapun dengan kalian. Pengawal usir mereka!”
Julia : “ Ta..tapi baginda dengarkan kami dahulu..”
Lucas : “ Yes,sir,benar... kami tidak bermaksud seperti itu..”
Ternyata usaha yang dilakukan oleh Juali dan Lucas belum berhasil. Akhirnya Julia dan Lucas diusir oleh pengawal sultan.
Sultan Ageng : “ Adinda, apakah tindakanku mengusir mereka seperti tadi itu benar? Bagaimana jika mereka mulai melakukan penyerangan? Aku bukan takut untuk berperang tapi berapa banyak nyawa yang melayang jika terjadi peperangan. Rakyat akan sengsara.”
Nyi Ayu : “tidak baginda, tindakanmu sudah sangat bijaksana. Bagaimanapun mereka mencoba untuk memonopoli perdangan di Banten, tindakanmu sudah benar. Bagaimanapun juga rakyatlah prioritas kita. Kalaupun akan terjadi peperangan sultan, percayalah padaku... prajurit kita terkenal tangguh berani dan setia mereka tidak mungkin berani. Kita tidak tau apa yang akan terjadi kedepan nya yang bisa kita lakukan hanya bersiap-siap,berusaha dan bertawakal.”
Sultan Ageng : “ Benar apa katamu adinda, terimakasih selalu mendukung dan mendampingiku disetiap keadaan. Terimakasih.”
Nyi Ayu : “ Itu memang sudah tugasku sebagai istrimu.”
Masalah tak dapat terhindarkan begitu saja. Beberapa minggu kemudian setelah negosiasi antara VOC dengan Sultan, segerombolan nelayan datang ke Istana Sultan untuk melaporkan apa yang telah mereka alami.
Nyi Ayu : “ Ada apa wahai rakyatku?”
Nelayan : “ Maaf ratuku, tapi prajurit VOC tadi pagi datang dan memblokade kapal-kapal pedagang asing serta menghancurkan kapal-kapal milik kami.”
Nyi Ayu : “ VOC? Sultan bukankah mereka yang datang menghadap anda waktu itu?”
Sultan Ageng : “Benar, Adinda. Berani - berani nya mereka! Pengawal kirim 100 prajurit kesana dan balas hancurkan kapal dagang mereka. Mereka harus membayar atas perbuatan nya. Usir mereka dari Banten, dan pastikan rakyat tidak celaka!”
Pengawal : “ Baik Sultan!”
Pengusiran Belanda dilakukan oleh tentara-tentara yang sultan Ageng kirimkan di dermaga-dermaga kerajaan Banten. Pasukan yang Sultan Ageng kirimkan berhasil mengusir kapal-kapal dangan VOC. Beberapa tahun kemudian di ruang kerjanya, Sultan Ageng tampak sedang memikirkan sesuatu dan kemudian ia memanggil putri-putrinya melalui pelayan.
Sultan Ageng : “ Pelayan, tolong panggilkan Putri Gusti dan Putri Purbaya sekarang.”
Pelayan : “ Baik sultan.”
Putri Gusti : “ Ada apa ayah memanggil kami?”
Sultan Ageng : “ Duduklah. Karena kalian sudah cukup dewasa, aku ingin kalian membantuku dalam menjalankan pemerintahan dan menjalankan tugas, kau Putri Gusti selaku Putri Mahkota maka aku memberi kau tugas untuk menjaga kesejahteraan rakyat Banten.”
Putri Gusti : “ Tapi, Ayah..”
Sultan Ageng : “ Ayah yakin kamu pasti bisa.”
Putri Gusti : “Tapi, Ayah..”
Sultan Ageng : “ Bisa.”
Putri Gusti : “ Tapi, Ayah..”
Sultan Ageng : “ kamu Bisa.”
Putri Gusti : “ Tapi, Ayah. Aku..”
Sultan Ageng dan Putri Purbaya : “.. Bisa!”
Putri Gusti : “Baiklah ..”
Sultan Ageng dan Putri Purbaya : “ Akhirnya.”
Putri Gusti : “ Terimakasih ayah, aku akan berusaha sebaik mungkin.
Sultan Ageng : “ Dan kau Putri Purbaya, aku ingin kau menjaga kedamaian rakyat banten dan mengambil alih keamanan di kerajaan Banten ini.”
Putri Purbaya : “ Ba ..”
Putri Gusti : “ Bisaaa !”
(Hening, Putri Purbaya dan sultan Ageng melihat heran kepada putri Gusti)
Putri Purbaya : “ Ya memang aku bisa,wlee. Baiklah ayah, aku juga akan melakukan tugasku dengan baik.”
Sementara itu Lucas dan Julia masih sibuk memata-matai kerajaan Banten dan berhasil mendapatkan informasi. Mereka melanjutkan aksinya.
Lucas : “ Jul, kita harus…”
Julia : “ .. Aduh, Jul lagi Jul lagi, Kamu kira aku Paijul ?! udah cantik begini dipanggilnya jul.”
Lucas : “ Oke oke. Julia, kita harus segera melaporkkan berita ini kepada pimpinan di batavia, aku pikir kita dapat segera menyerang dan menguasai Banten.”
Julia : “ Jangan terburu- buru Lucas,kita bisa saja gagal lagi, kamu tahu betul bagaimana kuatnya Kesultanan Banten kan? Tidak akan semudah itu.”
Lucas : “ Lalu apa yang harus kita lakukan, Julia? Tangan ku sudah gatal.”
“ What are you doing?!”
Julia : “ Katanya tanganmu gatal, aku garuk lah.”
Lucas : “ Ah kamu nih lucu banget sih.”
Julia : “ Ah kamu lebih lucu.”
***
Julia : “ Baiklah, Kita akan tetap mencuri informasi disini, dan sebisa mungkin menciptakan konflik diantara anak-anak Sultan, bagaimana? Langsung melakukan penyerangan hanya membuat kita gagal lagi dan dimarahi pimpinan.”
Lucas : “Aku setuju denganmu Jul..”
Julia : “ Ju lagi ..”
Lucas : “ Yasudah sih.. tetapi kita tetap harus kembali ke batavia dan menyusun strategi agar lebih mantap.”
Julia : “ Okay, siapkan keberangkatan kita.”
Lucas dan Julia kembali ke batavia dan melaporkan apa yang telah mereka dapat kepada pimpinannya, serta menyusun strategi seperti apa yang dipikirkan Julia. Setelah itu, mereka kembali ke Banten dan melihat putri-putri sultan sedang melaksanakan tugasnya masing-masing. Begitu pun dengan Putri Purbaya di perbatasan, ia dan pengawal nya sedang mengontrol daerah konflik yang menjadi tugas nya.
Putri Purbaya : “ Apakah konflik kemarin sudah selesai? Atau masih sering terjadi pemberontakan?”
Pengawal : “ Tidak putri, semenjak negosiasi yang anda lakukan waktu itu para pemberontak sepertinya sudah merasa cukup puas.”
Putri Purbaya : “ Baguslah.”
(Saat makan malam Keluarga sultan)
Sultan Ageng : “ Putriku, apa yang telah kalian lakukan hari ini?”
Putri Gusti : “ Aku telah memberikan bantuan sembako kepada rakyat yang tidak mampu ayah.”
Sultan Ageng : “ Bagus, bagaimana denganmu Purbaya?”
Putri Purbaya : “ Aku telah menjaga daerah konflik dan mendatanginya langsung ayah, setelah ayah memberikan tugas itu setelah itu pula tidak ada konflik yang terjadi, aku berhasil mengendalikan nya ayah.”
Sultan Ageng : “ Bagus Purbaya kau telah melakukan tugasmu dengan sangat baik, aku sangat bangga padamu.”
Putri Purbaya : “ Terimakasih ayah.”
Setelah makan malam selesai putri gusti berjalan sendirian ke luar Istana. Putri Gusti iri dan merasa kesal kepada Putri Purbaya, menurut nya ia juga telah melakukan tugas nya dengan baik tetapi ayah nya hanya memuji nya sekedarnya saja, berbeda dengan pujian kepada Purbaya. Melihat sang Putri, Julia dan Lucas yang sedari tadi menguping tau dengan jelas apa yang Putri Gusti kesalkan, dan memulai aksinya kembali.
Julia : “ Putri Gusti ada apa? Ekspresi wajahmu terlihat sangat kesal.”
Putri Gusti : “ Oh siapa kau? Apakah itu sangat terlihat? Aduh, jangan sampai kerutan diwajahku bertambah.”
Julia : “ Perkenalkan aku Julia, dan ini Lucas.”
Putri Gusti : “ Oh perkenalkan aku Putri Gusti, Putri Mahkota Kerajaan Banten.”
Julia : “ Ya kami telah banyak mendengar tentang kedermawanan anda Putri, so apa yang membuat putri yang dermawan ini merasa kesal?”
Putri Gusti : “ Ah tidak, aku hanya merasa iri terhadap adikku, ayahku terlalu membangga banggakan nya, padahal akulah Putri Mahkotanya. Apakah kalian berfikir aku berlebihan?”
Julia : “ No, it’s very well Putri. Menurutku Sultan memang lebih menyayangi Putri Purbaya.”
Putri Gusti : “ Kalian mengetahuinya?”
Julia : “ Ohhh...tidak maksudku..”
Lucas : “ Astaga, apakah itu pertanda?”
Putri Gusti : “ Pertanda apa? Apa maksudmu Lucas?”
Lucas : “ Oh aku merasa bahwa walaupun kau putri mahkota tetapi tahta bisa saja di berikan kepada adikmu. Aku kemarin melihat mereka berbicara serius tanpa sepengetahuanmu. Kurasa mereka merencanakan sesuatu dibelakangmu.”
Julia : “ Benar sekali Putri, dari kemarin kami memperhatikan ayah dan adikmu serius berdiskusi.”
Putri Gusti : “ Be..be..benarkah?!!”
Lucas : “ Oh astaga jangan katakan kau tidak mengetahuinya putri.”
Putri gusti : “ Tidak. Tidak mungkin. Aku mengenal adik dan ayahku. Mungkin memang apa yang aku lakukan tidak sebanding dengan yang purbaya lakukan. Jika aku menjadi lebih baik ayah pasti akan memujiku juga. Tentu saja, mereka keluargaku. Dan tentang pembicaraan itu, entahlah...”
Karena mendengar omongan dari orang Belanda itu putri gusti langsung kembali ke dalam istana dengan suasana hati yang masih buruk.
Nyi ayu : “ Ada apa putriku? Kau terlihat tidak baik-baik saja.”
Putri gusti : “ Ibu, aku sangat kesal dengan ayah dan adikku. Benarkah mereka merencakan sesuatu dibelakangku? Mengapa mereka melakukan itu?”
Nyi Ayu : “ Tenanglah putriku, bukan kah kau merupakan Putri mahkota dari kerajaan in? Mana mungkin ayah merencanakan sesuatu mengenai kerajaan tanpamu? Terlebih yang bersangkutan dengan kerajaan kita, itu sangat tidak mungkin, sayang. Kenapa tiba-tiba kamu hawatir seperti ini dan menanyakan yang tidak biasa?”
Putri Gusti : “ Hmm....aku diberi tahu oleh dua orang belanda yang ada didepan istana, kalau tidak salah mereka bernama Julia dan Lucas.”
Nyi Ayu : “ Kamu bertemu mereka? Jangan percaya mereka, Nak! Mereka hanya ingin memanfaatkanmu. Aku akan berbicara baik-baik dengan ayahmu mengenai masalah ini.”
Putri Gusti : “ Baiklah ibu, terima kasih. Aku permisi ke kamarku.”
Mersa sangat hawatir atas apa yang menimpa putrinya, Nyi Ayu menemui sultan di ruang kerjanya.
Nyi Ayu : “ Suamiku ada yang ingin aku sampaikan, ini mengenai putri gusti.”
Sultan Ageng : “Ada apa istriku?”
Nyi ayu : “ Tadi putri gusti bercerita padaku mengenai perlakuanmu terhadap Purbaya dan dirinya, mungkin ada sedikit kesalahpahaman diantara kalian.”
Sultan Ageng : “ Karena apa istriku? Tetapi aku juga merasakan kejanggalan ketika Gusti terlihat murung setelah makan malam selesai.”
Nyi ayu : “ Mungkin kakanda berlebihan dalam memuji purbaya sehingga Gusti merasa cemburu. Dan lagi ia berkata bahwa ia bertemu Julia dan Lucas, dan mereka bilang kalau kakanda menyusun suatu rencana dibelakang Putri Gusti.”
Sultan Ageng : “ Apa!? Dia bertemu mereka!? Putri Gusti adalah Putri mahkota seharusnya ia tidak selemah dan mudah dipengaruhi seperti itu! Aku akan berbicara padanya. Pengawal! Panggilkan Putri Gusti kehadapanku sekarang!”
Prajurit : “ Siap sultan!”
Putri Gusti : “ Ada apa ayah memanggilku malam malam seperti ini?”
Sultan Ageng : “ Ayah kecewa denganmu. Mengapa kamu bisa semudah itu iri kepada adikmu sendiri? Dan mengapa kau percaya dengan perkataan dua orang belanda itu? Apa apaan kamu ini! Seharusnya sebagai putri mahkota kau harus bisa lebih bijak dari adikmu, dan kalau ingin dipuji ya kerja dengan keras!”
Putri Gusti : “Tapi ayah, aku tidak percaya dengan mereka! Tapi setelah aku mendengar perkataan ayah tadi, aku menyadari bahwa ayah memang berpihak kepada Purbaya. Silahkan, bela saja anak kesayanganmu itu! Aku bisa buktikan, aku bisa lebih baik dari adikku sendiri.” (langsung keluar dari ruang kerja ayahnya)
Nyi Ayu : “ Tunggu, anakku.. kakanda! Kau terlalu berlebihan memarahi anak kita.”
Sultan Ageng : “ Maafkan aku Nyi Ayu, aku terlalu marah mendengar ia berbicara dengan orang belanda itu. Aku akan minta maaf dan menjelaskan semuanya pada Putri Gusti.”
Pada pagi hari di keesokan harinya di ruang makan, keluarga sultan hendak sarapan, namun ketika sang Putri Gusti dipanggil ia tidak ada di ruang tidurnya.
Nyi ayu : “ Pelayan, tolong panggilkan putri purbaya dan putri gusti untuk sarapan.”
Pelayan : “ baik .”
(Purbaya dan Sultan Ageng masuk)
Putri purbaya : “ Dimana kakak?”
Nyi ayu : “ Dia masih di kamar, pelayan sedang memanggilnya.”
Pelayan : “ Maaf sultan, putri Gusti tidak ada di kamarnya. Saya sudah mencarinya di ruangan lain, tetapi tetap saja Putri Gusti tidak di temukan.”
Sultan Ageng : “ Apa? Dia tidak ada di sini ? Jangan-jangan dia kabur dan bertemu dengan Belanda itu. Pengawal! Cari Putri Gusti secepatnya dan bawa ia kemari!”
Putri Purbaya : “ Ayah, ada apa ini? Apa karena kesalahpahaman kemarin? Aku harus menjelaskan semuanya pada kakak. Dia benar benar salah paham, ayah. Tolong jangan marahi dia lagi.”
Nyi Ayu : “ Benar, sultan. Biarkan Putri Purbaya yang berbicara dengan kakaknya. Mungkin Putri Gusti akan lebih mengerti.”
Ditempat lain, Putri Gusti terlihat berjalan sendirian ke sebuah rumah berarsitektur Belanda yang di ketahui sebagai kediaman Lucas dan Julia.
Putri Gusti : “ Permisi, Lucas dan Julia? Apakah kalian ada didalam?”
Julia : “ Lucas! Look at who’s comming here, hahaha kita berhasil menghancurkan keluarga mereka! Lihatlah hahaha aku yakin Putri Gusti telah termakan oleh pembicaraan kita kemarin”
Lucas : “ Apakah itu benar Putri Gusti? Hahaha biarkan dia masuk, dan siapkan angkatan perang untuk menyerang kerajaan. Sesaat lagi, pertempuran akan dimulai.”
Julia : “Okay, darling. Hallo putri, ada keperluan apa kamu pagi-pagi kesini?”
Putri Gusti : “ Maafkan aku mengganggu pagi pagi seperti ini. Aku percaya padamu sekarang, bahwa ayahku memang lebih membanggakan adikku. Aku sangat kecewa Julia, aku ingin sekali memimpin Kesultanan Banten tapi ternyata ayah lebih percaya pada Putri Purbaya. Aku sangat membenci Purbaya!”
Lucas : “ Ooo tenang lah putri, kami siap membantumu. Kau ingin sekali kan, menjadi pewaris utama kerajaan? Habisi saja Purbaya, lalu kekuasaan akan jatuh padamu seutuhnya.”
Putri Gusti : “ Tapi masih ada ayah, ia pasti akan murka mengetahui aku yang membunuh Purbaya.”
Julia : “ Habisi saja ayahmu juga. Bukankah dia tidak berlaku adil kepadamu? Seorang sultan yang bijak tidak akan mungkin melakukan itu, apalagi pada anaknya. Kamu sebagai putri mahkotanya, harus bisa memberi ganjaran pada ayahmu karena tindakannya itu.”
Putri Gusti : “ Haha, kau benar julia! Kirimkan pasukan, serang Purbaya dan Sultan. Tenang saja Julia dan Lucas, kamu pasti mendapatkan hadiah yang kau mau.
Lucas : “ Siap tuan putri! Julia, siapkan pasukan. Sekarang juga kita menyerang kerajaan Banten.”
Dari rumah Belanda, tibalah putri Gusti di istana.
Putri Purbaya : “Kakak! Darimana saja kamu? Akhirnya kau kembali, kami semua mencarimu.”
Putri Gusti : “ Kletskoek! Tidak usah memanggilku kakak lagi, memangnya aku tak tahu busukmu seperti apa.”
Putri Purbaya : “ kletskoek apa itu kak? Tunggu, aku bisa menjelaskan semuanya!”
Putri Gusti : “ Dwaas! Kau bilang kau putri mahkota, bahasa dasar pun kau tak mengerti! Kau memang tak pantas menjadi seorang putri mahkota, dan tak akan pernah pantas!”
Putri Purbaya : “ Aku bisa jelaskan semuanya kak! Kau salah paham, aku tidak pernah punya keinginan untuk merebut posisimu di kerajaan. Kau yang lebih pantas daripada aku.”
Putri Gusti : “ Aku sudah tak percaya, aku bisa lebih dari seorang putri mahkota hahaha liat saja nanti.”
Julia : “ Hello verlieze, kau pantas untuk dimusnahkan. Kesultanan banten butuh orang yang lebih tangguh seperti kakakmu, tapi sayang Sultan lebih memilihmu.”
Putri Purbaya : “ Itu semua tidak benar! Dan kalian tidak usah ikut campur masalah keluargaku ini, aku yakin sultan bisa menyelesaikan semuanya.”
Lucas : “ Oh ya, lebih baik kita bertemu dengan sultan terlebih dahulu, melawan orang sepertimu hanya membuang waktu saja.”
Sultan Ageng : “ Ada apa kalian mencari saya? Pergi kalian! Memang dengan kalian berhasil mempengaruhi Putri Gusti, kalian sudah berhasil menduduki kesultanan ini? Kekuasaan tertinggi masih ditanganku!”
Julia : “ cih, sultan seperti ini pantas memimpin kesultanan? Baru seperti ini saja sudah bisa kutangkap.”
Putri Purbaya : “ Ayah, larilah! Biarkan aku yang menyelesaikan semuanya, bawa ibu pergi menjauh dari sini secepatnya! Kau harus mencari tempat aman agar tidak celaka.”
Nyi ayu : “ Anakku! Hati-hati nak!”
Putri Gusti : “ Apa-apaan seorang sultan melakukan itu? seharusnya ayah lah yang melawan, buka kamu purbaya! Pecundang! Tak pantas memimpin Banten!”
Putri Purbaya : “ Aku melakukan itu, karena ayah harus aman. Lawanmu adalah aku, jangan libatkan ayah ataupun belanda bodoh yang kau bawa ini. Kita buktikan siapa yang pantas menjadi pengganti ayah suatu saat nanti.”
Perkelahian antara kedua Putri sultan pun tidak dapat di hindarkan. Namun sang Sultan tetap berusaha untuk mendamaikan keduanya putrinya.
Sultan Ageng : “ Aku tak bisa membiarkan kedua putri kesayanganku bertengkar, izinkan aku melerai mereka, wahai permaisuriku.”
Nyi ayu : “ Tolong lerai mereka baginda, aku tak tega melihat kedua darah dagingku saling bertumpah darah.”
Sultan Ageng : “ Hentikan! seorang putri mahkota bukan seperti ini cara membuktikan kekuatannya!”
Putri Purbaya : “ Ayah menyingkirlah! Ini terlalu berbahaya, kau harus selamat, kau harus tetap memimpin kerajaan banten ini, kau adalah sultan ter.......(tiba-tiba Lucas bergerak hendak menusuk sultan dari arah belakang) Ayah awas dibelakangmu!”
(Sultan pun berhasil terlumpuhkan oleh Lucas)
Nyi Ayu : “ Suamiku! Astaghfirullah, apa yang kamu perbuat nak? Mengapa kau lakukan ini pada ayah? Semua salah paham nak, hentikan ini se....”
(Julia menembakkan peluru kepada Nyi Ayu)
Putri Purbaya : “ Ayah, Ibu! Kakak, apa yang kamu lakukan!? Mereka orang tua kita kak, bertandinglah seperti seorang pemenang, bukan pecundang, bukan menyakiti orang orang disekitar kita! Pengecut, penakut, kekuatanmu hanya ditangan orang2 yang ingin memanfaatkan kita! Sadarlah kak mereka hanya ingin membuat kita tambah sengsara, mereka ingin merebut kerajaan ini, kak!”
Putri Gusti : “ Diam kamu, Purbaya! Kau ingin bernasib sama seperti sultan dan permaisuri? Julia, Lucas tangkap Purbaya! Aku ingin dia mati perlahan lahan. Bawa dia ke pengasingan terjauh dan biarkan sampai dia membusuk disana.”
Putri Purbaya : “ Aku belum menyerah putri Gusti! Kau akan mengetahui segalanya nanti, kau akan mengetahui busuknya belanda nanti! Kesultanan banten akan runtuh tidak lama lagi jika kau tetap melibatkan mereka!”
Setelah perkelahian berhenti dan Putri Purbaya telah di bawa oleh VOC untuk diasingkan, suasana menjadi hening, Putri Gusti menarik nafas dan menghembuskannya dengan kuat.
Julia : “Kau menang putri Gusti, kesultanan ini milikmu sekarang. Je verdiend, putri Gusti.”
Putri gusti : “ Inderdaad ik verdien. Buanglah jenazah sultan dan permaisuri ke laut, aku harus masuk kedalam untuk membuat berita bahwa aku lah yang mengganti posisi sultan. Kembalilah esok pagi, dan kau akan mendapatkan imbalan yang kau mau.”
Julia : “ Klaar koningin.”
Setelah itu, kedua Belanda itu pergi dari lingkungan istana, sedangkan putri Gusti masuk kedalam Istana.
Julia : “ Hahaha kita berhasil, Lucas, kita berhasil! Kita berhasil menghancurkan keluarga sultan. Aku tidak sabar untuk mendapatkan pujian dari luitenant generaal atas kesuksesan besar kita ini.”
Lucas : “ Kau benar Julia, tinggal satu langkah lagi yang harus kita lakukan yaitu menyingkirkan putri Gusti. Aku tidak percaya ternyata dia sangat bodoh dan mudah percaya begitu saja pada kita.”
Julia : “ Benar lukas. Sekarang lebih baik kita istirahat, besok kita berpesta atas kemenangan kita.”
Pada malam itu akhirna pihak VOC dapat beristirahat dan merasakan kemenangan yang mereka dapatkan. Di pagi hari keesokan harinya Lucas dan Julia pun bergegas menuju Istana.
(Julia dan Lucas langsung masuk ke istana)
Putri Gusti : “ Apa apaan kalian langsung masuk kesini tanpa izin pengawalku? ”
Lucas : “ blijf rustig putri Gusti. Kami kan sudah bagian dari kerajaan, tentu saja kami bisa masuk kesini kapan saja.”
Putri gusti : “ Aku pemimpin kerajaan ini sekarang dan kau bukan bagian dari kesultananku! Sekarang cepat sebutkan apa yang kamu mau dan angkat kaki dari kerajaanku.”
Julia : “ Hey putri tak tahu diuntung! Kau bisa seperti ini dengan bantuan siapa? Tuyul? Dukun desa? Cih, bertindaklah lebih sopan dan tunduk kepada kami!”
Lucas : “ Benar itu putri Gusti! Dan kami kesini menginginkan kau untuk membuat aturan yang melarang perdagangan dari pihak lain selain VOC. Blokade juga kapal2 dagang sehingga hanya kami lah yang menguasai ini!”
Julia : “ Dan juga kami minta agar kekuasaan perdagangan diserahkan kepada kami, sesuai dengan perjanjian.”
Putri Gusti : “ A..apa apaan kalian ini?! Kalian mau memonopoli perdagangan disini, hah? Perjanjian hanya memperbolehkan kalian kembali berdagang di Banten, bukan memonopoli! Tidak! Pengawal! Bawa dua belanda ini pergi dari sini!”
Tentara VOC : “ Steek je hand op putri Gusti! Or i will kill you right on your own palace!”
Lucas : “ Kukira kau cukup pintar dalam menghadapi kami, haha ternyata tidak sama sekali.”
Julia : “ Seluruh pengawalmu sudah kuhabisi, dan pos pos penjagaan sudah diduduki oleh koloni kami. Ada kata kata terakhir yang ingin kau sampaikan, putri gusti?”
Putri gusti : “ Kurang hajar! Pengkhianat! Padahal aku akan memberikanmu koin emas sebanyak apapun yang kau mau tapi ternyata kau menginginkan kerajaanku! verrader!”
Lukas : “ kami tak butuh koinmu bodoh, kerajaanmu lah yang akan mensejahterakan negara kami.”
Putri gusti : “ Dom indringers!” (Ditembak tentara VOC)
Julia : “ Yah.. dia sudah mati. Buang dia ke laut agar menyatu dengan ayah dan Ibunya. Lucas, hubungi kolonel kita karena malam ini kita akan berpesta atas kemenangan kita.”
Tentara VOC : “ Klaar commandant!”
Akhirnya kesultanan Banten pun jatuh ke tangan VOC. Sejak saat itu, rakyat banten benar-benar mengalami penyiksaan yang sangat berat. Sewa tanah yang besar, penyiksaan, kelaparan, dan segala bentuk penjajahan yang diatur oleh VOC benar-benar menyulitkan mereka. Padahal, hanya berawal dari kesalahpahaman dan rasa dengki, tetapi bisa berakibat fatal terhadap orang lain.
Amanat yang dapat kita ambil dari cerita di atas adalah bahwa kita tidak boleh terlalu mempercayai orang yang baru saja kita kenal agar tidak ada fitnah dan kesalahpahaman seperti sang putri Gusti alami. Kita juga harus menghormati serta menyayangi keluarga kita. Cinta orangtua kepada anak nya adalah cinta yang tak bersyarat dan tulus, maka celakalah Putri Gusti yang durhaka menyerang orangtua serta adiknya yang mencintainya hanya karena kekuasaan.